Rabu, 25 Januari 2012

ISTANA dan Mirrorku

Istana  dan Mirror ku

Setiap kali derapan langkah kaki ini menelusuri lorong-lorong kecil,sewaktu  pulang dari kampus atau suatu tempat,  entah mengapa semangat Aku kembali tumbuh walaupun telah seharian kepala ini diisi dengan beberapa kejadian,  tetapi seperti diobati bila telah tiba di tempat ini, segala keletihan, kesedihan,kemarahan, dan rasa rindu  semuanya terbayar. Tempat ini sering sebut dengan  istana ku.
Ukuran yang tidak begitu luas, disana tersimpan beribu-ribu kenangan. Ada photos Alm.papa dan mama, serta kakak dan adik yang jauh di tanah sebrang pulau Timor, yang selalu tersenyum sinis ke arah Aku, kalau tidak berangkat kuliah dengan alasan malas atau tidak ke gereja untuk mengikuti perayaan kudus. Kadang-kadang mereka seperti tersenyum penuh misteri disaat IP Aku bagus, tetapi semua itu hanya perasan halusinasi Aku, yang begitu rindu semenjak perpisahan setahun yang lalu. Ada berbagai macam lukisan yang sengaja Aku tempelkan untuk memenuhi istanaku, gambar personil groupband  peterpan yang bisa menutupi coretan-coretan didinding, poster valentino Rossi yang ukurannya sama dengan diri ku. Dan juga gambar diriku dan sahabat dekatku, yang sering di panggil Duo jungkring. Tidak ketinggalan potret kenangan terakhir saat perpisahan ketika SMA.
Setiap kali  melihat potret kenangan itu, ingatan Aku kembali kemasa-masa disaat Aku masih duduk dibangku SMA, dengan seragam putih abu, duduk dibangku paling depan sambil mengulam permen lolypop. Untuk menghilangkan rasa jenuh berada selama tujuh jam dikelas. Dan hal itu Aku lakukan agar menahan kebiasaan buruk Aku, menjahili kawan-kawan yang lagi belajar. Sebetulnya mengulam permen lolypop itu kebiasaan baru, setelah Aku di panggil guru BK, untuk yang kesekian kalinya dan mendapat scorsing dari sekolah selama seminggu, dan hal itu diketahui oleh papa. Mungkin seja papa sangat marah dengan tingkah Aku yang selalu membuat ulah. Maka, Aku disuruh membuat pernyataan kalau tidak mau di pindahkan dari sekolah untuk yang ke empat kalinya, terpaksa Aku  mencoba saran papa, mengulam permen lolypop  untuk mengurangi ide-ide gila yang selalu seja mengoda Aku, dari pada dipindah lagi seperti yang sebelum-belumnya bila terlibat masalah, lebih baik Aku mencoba untuk insaf. Dan hasilnya Aku bisa berubah, walaupun bertahap, dan lolypop itu menjadi permen favorit Aku sampai sekarang ini, meskipun sudah menjadi mahasiswa tingkat tiga, kemana seja saya pergi lolypop selalu menjadi sahabat Aku. Karena setiap kali Aku mengulam permen lolypop, Aku kembali ingat Alm.papa dan merasa dekat dengan papa,,,” mendingan kamu mengulam permen loly, ketimbang buat keributan disekolah”. Tak terasa  air mata  mengalir begitu seja, setelah semuanya hanya sebatas sebuah  kenangan.
 Selain gambar dan potret raksasa itu, ada jadwal kuliah yang sengaja di tempelkan dinding yang diberi cat putih itu, apabila lagi terburu-buru untuk sekedar mengingatkan. Di sudut kanan kamar ada sebuah mejikom, merk miyoko, ada sebuah dispenser, ada beberapa buah piring, senduk dan gelas yang tersusun rapi juga beberapa kaleng minuman, dan makanan ringan. Di samping pintu masuk ada sebuat pesawat televisi, yang ditata berhadapan dengan tempat tidur. Di pojok kiri ada rak buku, yang berisi buku-buku komunikasi, novel, diktat kuliah. Dan  disamping rak buku  ada sebuah meja belajar, yang diatasnya disimpan laptop, dan beberapa kaset  flim korea juga sebuah  kotak berisi lolypop dan sebuah kamera SLR Nikon 60D. Meja  belajar yang serbaguna itu selalu terlihat penuh dengan berbagai macam barang-barang pribadi Aku, walaupun kadang-kadang barang teman-teman Aku, bila datang bertamu atau sengaja menumpang nonton televisi karena yang hanya di istana Aku yang memiliki televisi di lantai dua. Dan disamping meja belajar ada   sebuah lemari  berisi baju, dan barang-barang lain yang sudah tidak dipakai lagi, agar tidak memenuhi isi Istana. Lantai Istana yang  awalnya putih, kini Aku bungkuskan dengan karpet merah tua. Sehingga  kelihatan semakin indah.
Selain barang-barang yang membuat Istana Aku menjadi penuh dan kelihatan menawan hati, ada sebuah jam dinding yang usianya sudah hampir setahun, kado ultah Aku dari Cungkring. Dia selalu memangil-mangil tiap pagi, menyuruh Aku berdoa, dan memaksa Aku bangun dari tidur  untuk memulai hari yang baru.
Di istana ini Aku selalu merasa nyaman, walaupun kadangkala, Aku menangis ketika teringat papa dan mama, dan aku selalu menghabiskan waktu Aku dengan kebiasaan Aku tiap hari.  Hanya mirror  yang dapat mengerti keadaan dan perasaan hati Aku. Aku sering berteriak, menangis , mengutuk keadaan yang tidak pernah berpihak pada Aku. Dia hanya dapat memantulkan kembali wajah Aku yang lusuh, mungkin seja kalau Dia bisa berbicara pasti Dia katakan “anak manis, ngga usa sedih, hidup itu  sebuah kejutan jadi, jangan menyesali semua yang telah terjadi, seperti kata papa.”sayangnya my mirror  tidak dapat berbicara, tetapi Dia pendengar yang setia, melebihi sahabatku Cungkring, Dia tidak pernah mengeluh ketika, sederet kata-kata kotor keluar dari mulut Aku, ketika dentuman musik yang Aku dengar bertalu-talu. Membangunkan  tetangga disamping istana disaat Aku lagi bahagia. Dia tetap diam seribu bahasa.
Kini Istana Ku,  selalu ramai dengan suara tawa, sahabat –sahabat Aku, mereka menjelmakan Istana menjadi markas the cost jalbun. Tetapi mirror tetap mirror tidak pernah marah melihat ulah sahabat –sahabat  yang sudah melebihi dasar logika. Istana dan Mirror Ku