Profesi terakhir
Matahari pagi telah
kembali ke peraduan. Lampu kota sudah mulai mampu mengantikan posisi sang
surya. Di perempatan jalan phh. Mustopha laki-laki separuh baya dengan rambut
yang telah berganti warna menjadi putih, memakai kaus putih yang namun kini
sudah mulai pudar dan menjadi kecoklatan sepotong handuk kecil melilit
dilehernya. Duduk dalam becak sambil menawarkan jasa. Dia adalah
Tariana(51) yang menyambung hidup dengan
memakai becak sewaan.yang terletak di daerah cicadas jln. Api Babong, dengan
nama becak Rahayu.
Menjadi pengayuh becak
untuk saat ini kesejateraan keluarga tidak menjanjikan. Dimana telah banyak
kendaraan umum yang membuat pamor becak dari tahun ketahun semakin menurun. Dan
penghasilan yang didapatkan perhari untuk saat ini paling tinggi berkisar pada
angka seratus ribu rupiah. Dan hal itu belum di hitung upah sewa. Dimana
Tariana adalah salah seorang dari pengayuh becak yang mengunakan becak sewaan.
Meskipun awalnaya Becak yang di gunakan
Tariana merupakan becak pribadi. Namun becek tersebut hilang dimaling orang.
Hal ini dirasakan Tariana
yang bukan merupakan warga asli bandung.karena bapak lima anak ini merupakan
warga asli sumedang. Walaupun sepuluh tahun yang silam Tariana dapat menikmati
kehidupan yang cukup layak. Karena dahulu becak sangat berperan penting untuk
masyrakat pada umumnya.
Di Indonesia sendiri
trasportasi becak ini pernah menjadi transprtasi yang cukup di minati oleh kaum
bangsawan, dan para ibu rumah tangga. Namun
sekitar tahun 1980-an salah satu kota di Indonesia mengeluarkan surat larangan
dengan alasan becak adalah eksplotasi manusia atas manusia.maka di buat
kendaraan pengganti seperti ojek dan bajaj dan kendaraan umum lain, hal itu
yang salah merupakan satu penyebab
kendaraan ini semakin menurun dari tahun ketahun.
Maka Menjadi pengayuh
becak untuk sepuluh tahun terakhir ini, merupakan pekerjaan yang sangat sulit
untuk memperoleh penghasilan maksimal.
Namun, bagi Tariana menjadi pengayuh
becak merupakan pekerjaan yang pas untuk dirinya setelah kecelakaan. Sebelum
mengalami kecelakaan Tariana pernah bekerja disalah satu perusahaan Bina Marga.
Pernah menjadi tukang bor air. Namun
seiring dengan waktu Tariana harus kehilangan pekerjaan.
Bermodalkan hanya
selembar ijasah SMP, terpaksa Tariana alih profesi menjadi pengayuh becak
dengan keadaan tubuh yang tidak memungkinkan untuk bekerja di tempat lain. .
Namun, tekad laki-laki separuh baya untuk menyekolahkan anak-anaknya cukup
tinggi. Karena pendidikan dimata lelaki separuh baya ini sangat penting, Agar
kelak anak-anaknya tidak mengalami nasib sama seperti dirinya menjadi pengayuh
becak. Meskipun untuk mewujudkan impiannya Tariana harus menjualkan rumah dan
kembali ke kampungnya di Sumedang.
Dan hal itu telah
terbukti, putra sulung Tariana sekarang telah meraih gelar serjana dan kedua
adiknya masih duduk di bangku perguruaan Tinggi, dan
yang nomor empat dan lima masih di bangku SMA dan SMP. Karena pekerjaan tidak dapat
menutupi impian kita. Asal ada tekad untuk sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar