Jumat, 10 Agustus 2012

Profesi Terakhir

Profesi terakhir


Matahari pagi telah kembali ke peraduan. Lampu kota sudah mulai mampu mengantikan posisi sang surya. Di perempatan jalan phh. Mustopha laki-laki separuh baya dengan rambut yang telah berganti warna menjadi putih, memakai kaus putih yang namun kini sudah mulai pudar dan menjadi kecoklatan sepotong handuk kecil melilit dilehernya. Duduk dalam becak sambil menawarkan jasa. Dia adalah Tariana(51)  yang menyambung hidup dengan memakai becak sewaan.yang terletak di daerah cicadas jln. Api Babong, dengan nama becak Rahayu.
Menjadi pengayuh becak untuk saat ini kesejateraan keluarga tidak menjanjikan. Dimana telah banyak kendaraan umum yang membuat pamor becak dari tahun ketahun semakin menurun. Dan penghasilan yang didapatkan perhari untuk saat ini paling tinggi berkisar pada angka seratus ribu rupiah. Dan hal itu belum di hitung upah sewa. Dimana Tariana adalah salah seorang dari pengayuh becak yang mengunakan becak sewaan. Meskipun awalnaya  Becak yang di gunakan Tariana merupakan becak pribadi. Namun becek tersebut hilang dimaling orang.
Hal ini dirasakan Tariana yang bukan merupakan warga asli bandung.karena bapak lima anak ini merupakan warga asli sumedang. Walaupun sepuluh tahun yang silam Tariana dapat menikmati kehidupan yang cukup layak. Karena dahulu becak sangat berperan penting untuk masyrakat pada umumnya.
Di Indonesia sendiri trasportasi becak ini pernah menjadi transprtasi yang cukup di minati oleh kaum bangsawan, dan  para ibu rumah tangga. Namun sekitar tahun 1980-an salah satu kota di Indonesia mengeluarkan surat larangan dengan alasan becak adalah eksplotasi manusia atas manusia.maka di buat kendaraan pengganti seperti ojek dan bajaj dan kendaraan umum lain, hal itu yang salah merupakan  satu penyebab kendaraan ini semakin menurun dari tahun ketahun.
Maka Menjadi pengayuh becak untuk sepuluh tahun terakhir ini, merupakan pekerjaan yang sangat sulit untuk  memperoleh penghasilan maksimal. Namun, bagi Tariana  menjadi pengayuh becak merupakan pekerjaan yang pas untuk dirinya setelah kecelakaan. Sebelum mengalami kecelakaan Tariana pernah bekerja disalah satu perusahaan Bina Marga. Pernah menjadi  tukang bor air. Namun seiring dengan waktu Tariana harus kehilangan pekerjaan.
Bermodalkan hanya selembar ijasah SMP, terpaksa Tariana alih profesi menjadi pengayuh becak dengan keadaan tubuh yang tidak memungkinkan untuk bekerja di tempat lain. . Namun, tekad laki-laki separuh baya untuk menyekolahkan anak-anaknya cukup tinggi. Karena pendidikan dimata lelaki separuh baya ini sangat penting, Agar kelak anak-anaknya tidak mengalami nasib sama seperti dirinya menjadi pengayuh becak. Meskipun untuk mewujudkan impiannya Tariana harus menjualkan rumah dan kembali ke kampungnya di  Sumedang.
Dan hal itu telah terbukti, putra sulung Tariana sekarang telah meraih gelar serjana dan kedua adiknya masih duduk di bangku perguruaan Tinggi,  dan  yang nomor empat dan lima masih di bangku  SMA dan SMP. Karena pekerjaan tidak dapat menutupi impian kita. Asal ada tekad untuk sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar