Jumat, 10 Agustus 2012

JUMPA TERAKHIR


JUMPA TERAKHIR

 “Mama, Aku ngga sakit,  Aku ngga mau ke tempat psikiater.” Teriak  Sasha.
Klo kamu ngga sakit kenapa  sikap kamu menjadi musiman’’? tanya Vallery wanita karir, yang sangat sibuk ini.
“Aku ngga pernah sakit, pergi!!! Urusin bisnis dan jangan pernah cemas  dengan  keadaan Aku .” ujar Sasha sambil  terisak.
Manusia sulit untuk mempercayai hal-hal yang tidak masuk logika. Vallery juga tidak dapat mempercayai apa yang dikatakan pembantunya kalau putri semata wayang   sakit.  Untuk membuktikan wanita dengan rambut sebahu  berniat membawa Sasha ke seorang  psikiater.  Disisi lain Sasha tidak mau kalau roh sahabatnya dipisahkan dengan Dirinya. Sasha   tidak mampu meyakini orang-orang  tentang kesaksiannya sebelum kecelakaan menimpa sahabatnya.. Semua orang menganggap Sasha hanya mengarang cerita dan sakit. Kalau sakit  tentu ada obatnya. Tetapi  ini takdir, dia harus hidup dua jiwa.  Sasha,  tidak pernah mau hidup seperti yang dijalani sekarang,  namun Dia tidak bisa hidup tanpa Vega.
Empat tahun yang silam ketika Sasha masih duduk dibangku SMP, Sasha mempunyai seorang sahabat  yang bernama  Vega.  Dari kelas satu  sampai mereka menyelesaikan pendidikan disekolah menengah pertama keduanya dikenal sebagai sepasang sahabat yang paling kompak.
Kedua  gadis remaja itu, banyak memiliki kesamaan. Vega dan Sasha memiliki penampilan yang sangat menarik dengan ajah yang sama-sama  cantik dengan Sasha. Namun Sasha tidak memiliki  semua yang dimiliki Vega. Sasha hanyalah seorang anak yang kesepian, semenjak masih duduk di bangku sekolah dasar.  Ketika itu  kedua  orang Tuanya cerai. Sedangkan Vega dilahirkan dalam keluarga yang  hermonis. Memiliki seorang kakak cowok  yang begitu menyayanginya. Lebih beruntung lagi  dia  adalah putri  dari pasangan Dokter Herlambang dan Ny.Erna Herlambang yang kekayaannya tidak akan habis tujuh turunan.
Persahabatan mereka tidak hanya dibangku SMP, tetapi berlanjut sampai kebangku  SMA. Kini, mereka telah menjadi Siswi  SMU  Cendrawasih. Mereka bagaikan sepasang kekasih yang sulit dipisahkan. Kemana-mana selalu berdua. Sampai mautpun tidak dapat memisahkan mereka. 
Suatu ketika sekolah mengadakan acara perpisahan, kedua gadis cantik ini,  bersepakat  untuk datang menghadiri acara yang telah lama dinanti-nantikan. Mereka berangkat dari arah yang   berbeda. Karena rumah keduannya kebetulan berlawan arah.
 Telah setengah jam lebih Sasha tiba  kompleks sekolah yang letak  tidak  jauh dari sebuah mall. Orang yang ditunggu-tunggu tidak kunjung tiba.Untuk mengatasi kejenuhan gadis berusia 16 tahun ini,  maka  memutuskan membeli buku TTS di pedagang kaki lima.
Acara perpisahan telah mulai,  Vega masih di perjalanan diantar sopir pribadi keluarga yang kebetulan berniat mau  menjemput nyonya rumah di Mall DM. Yang letaknya tidak jauh dari sekolah Vega. Untuk itu, tidak  menjadi masalah kalau Dirinya harus diantar sopir.
Malam itu malam jumat kendaraan  di jalanan  padat. Maka untuk memenelisirkan waktu, dibutuhkan jalan pintas untuk  menghindari  Kemacetan. Mau  tak mau  Vega  harus melewati tempat yang dikenal  angker di daerah DAAnmogot agar tiba tepat waktu. Disitu banyak  terdapat kuburan yang tidak  terawat,  letaknya diluar TPU. Ketika melewati tempat itu. Namun jalan pintas tidak menunjukan keuntungan bagi Vega tetapi menciptakan maut.  Kejadiaan Nahas menimpa dara cantik dan sopir keluarganya.  Maut tidak dapat dihindari Vega harus pergi untuk selama-lamanya.
..........................................................................................................................................
“Hay sorry lama nunggu ya?” sapa Vega membubarkan lamunan Sasha.
“eh, Ve. Ngagetin aja loe,,, Aku uda setengah jam yang lalu tiba.  Kejebak macet dimana ?” tanya Sasha, sambil menutupi  lembar tts.
gw, kejebak macet, tetapi kebetulan  gw  sengaja numpang  mobil  nyokap maka kita lewat jalan pintas deh.” Ujar Vega.
“Mana nyokap loe?” tanya Sasha sambil melempar pandangan kearah datang Vega.
“ Mami, da  mall. Tadi aku bareng Mang komat yang kebetulan mau menjemput Mami.
“Oh,, kiraiin  loe ngajak nyokap ke acara perpisahan”. Ujar  Sasha sambil tersenyum.
 Kita langsung masuk aja yuk,,, acaranya uda mulai setengah jam yamg lalu”. Ungkap Vega, sambil merapaikan poninya.
“ ya, bawel,,,nanti band Rio keburu tampil... And Btw, sini ttsnya masa loe megang ampe kedalam. Aku nyimpan ditas aja deh.
Di dalam  Aula SMA Cendrawasih. Telah terdengar suara pung pang pung pang Drum. Banyak siswa  yang telah berdatangan. Ada yang duduk berkelompok sambil ngobrol. Dan ada beberapa yang bersiap-siap untuk melakukan perfomance.
“Sa, ke toilet yu,, Aku kebelat ni” ajak Vega.
gimana  sich baru tiba uda kebelat pipis, hayu bentar lagi Band Rio  tampil loh.”
Ketika tiba ditoilet, ponsel  Aku berbunyi. Dengan tergesa-gesa tanpa menunggu waktu Aku langsung membuka ponsel.
Tertera nama Vega, “ Sa, Aku  masih dijalan kejebak macet ne. Loe masuk aja duluan nanti Aku nyusul. “   dengan  tersenyum Aku langsung memasukan lagi Ponsel ke saku celana jeans. SMS keduluan ama yang ngirim kata aku dalam hati. Hampir lima belas menit Vega belum juga keluar dari toilet. Karena lama maka Aku mengetuk pintu. Tidak ada sahutan.
Dalam keadaan panik, ponsel Aku berbunyi kali ini bukan sms, tetapi telpon. Tertera nama Vega. Aku langsung seja memencet ok.
sialan loe , dimana sich? Aku uda  panik banget nunggu loe didepan pintu toilet. Lewat mana kayak siluman aja”. Beberapa pertanyaan tanpa titik koma,  keluar dari mulutku.
“ Ini Sasha ya,?
“iya, emang loe uda Amnesia ampe lupa sama Aku?” teriak Sasha.
“oh, ini ama Tante Ria. Vega kecelakaan. Ungkap tante Lia nyaris tak terdengar.
Tanpa berpikir panjang Aku meninggalkan Toilet berlari menuju aula. Dan ketika tiba  semua pada ramai membicarakan kecelakaan yang menimpa Vega. Dan yang lebih aneh, semua pada menanyakan kenapa Vega celaka? Tentu dapat dipastikan kalau mereka  tidak pernah melihat Vega dipesta. lalu siapa yang menemui Aku digerbang sekolah tadi? dan membawa TTS Aku??? Apakah itu hantu Vega?, oh my Good.
  Setelah tiba ditempat kejadian, Mayat Vega telah dilarikan kerumah sakit Hermina. Dari hasil visum Vega dinyatakan murni kecelakaan. Kecelakan disebabkan  sulit  mengendaliakan mobil untuk  mengehindari  truk yang tiba-tiba melaju kencang.  Mang Komang, mengalami luka dibeberapa bagian tubuh. Tetapi  Vega telah tutup mata untuk selamanya, mengunakan gaun merah seperti menemui Aku tadi.
Kini telah seminggu Vega pergi.  Tanda perpisahan yang misterius tetap membekas dalam ingatan Sasha. Tidak ada satupun yang menyangka kalau Arwah Vega masih berkeliaran di bumi. Disaat tertentu Vega datang  menemui Sasha, seperti yang dilakukan saat mengalami kecelakaan. Buku TTS menjadi kado, terakhir dari sang sahabat.
Dalam alam bawa sadar Sasha, selalu didatangi Vega. Seringkali didengar kalau Sasha bercakap-cakap dengan seseorang. Tetapi apabila ditengok, tidak menemukan siapa-siapa hanya Sasha.  Perubahan drastis membuat ibunya kuatir dan  berniat membawa Sasha ke psikiater. Mengira kalau jiwa putrinya terganggu.
 Tak ada yang dapat menyembuhkan Sasha, karena Sasha bukan sakit, tetapi   sekarang Dia hidup dengan  dua jiwa. Vega selalu datang dan mengunakan tubuh  sahabatnya untuk menyelesaikan Urusan di dunia.
Reingkarnasi sulit dipercaya oleh manusia. Vega masih ingin hidup maka jalan satu-satu dengan meminjam tubuh sahabatnya.  Sasha  sendiri tidak  mengetahui kalau roh Vega masih hidup dengan tubuhnya. Dimalam hari dia menjadi  Vega dan siang Hari menjadi dirinya yang sesungguh.
Sikap kalem yang menjadi ciri khas Sasha, hilang ketika malam hari. Dia berubah menjadi ceria, dan lincah dan selerah humornya sangat besar.  Hal itu yang membuat seisi rumahnya merasa jangah dengan perubahan itu. Tetapi apa mau dikata tubuh  Sasha tidak tega menolak permintaan temannya untuk hidup dalam dirinya sampai waktunya tiba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar